Ummu Umarah sosok Muslimah yang ikut berjihad dan dia tidak takut mati di jalan Allah.
Sejarawan menulis bahwa ummu Umarah adalah Nusaibah binti Ka’b bin Amru bin Auf bin Mabdzul yang berasal dari suku Khazraj, telah ikut beberapa peristiwa besar bersama nabi; baiat Aqabah, perang Uhud, penahlukan kota Makkah, perang Hunain, serta dimasa khalifah Abu Bakar di perang Yamamah.
Keberanian wanita dari Bani Mazim An-Najar itu membuat Rasulullah SAW bangga. ”Siapakah yang sanggup melakukan seperti yang engkau lakukan, wahai Ummu Umarah?” ujar Rasulullah memuji.
Ia salah satu dari wanita Madinah yang bersegera masuk Islam. Keluarga Ummu Umarah dikenal sangat pemberani. Ketika Rasulullah SAW memimpin pasukannya menuju bukit Uhud, ia bersama suaminya, Ghaziyah bin Amr serta dua buah hatinya, Abdullah dan Hubaib turut bergabung. Awalnya, Ummu Umarah bertugas sebagai tenaga medis dari pasukan yang terluka serta menyediakan logistik.
Ummu Umarah tidak gentar saat menghadapi Ibnu Qumai’ah yang telah lebih dahulu menumbangkan Mushab bin Umair, sipemegang panji nabi, lalu dengan penuh amarah Ibnu Qumai’ah hendak membunuh Rasulullah. Namun serangan dia mampu dihalau dengan pedang yang dipegang ummu Umarah. Hingga, shahabiyah ini mengalami luka pada bagian pundaknya. Begitulah Ummu Umarah mengisahkan peristiwa heroik yang dialami pada Perang Uhud dengan penuh semangat.
“Aku melihat banyak di antara kaum Muslimin yang lari kocar-kacir dan meninggalkan Rasulullah. Hingga tinggal tersisa beberapa orang yang melindungi beliau termasuk aku, kedua anakku, sedangkan suamiku berada di depan beliau untuk melindunginya. Dan Rasulullah melihat aku tidak bersenjata,” ungkap Ummu Umarah.
Saat melihat seorang Muslim yang mundur, Rasulullah pun berkata,”Berikan senjatamu kepada orang yang sedang berperang.” Ummu Umarah pun lalu mengambil pedang yang dilemparkan tentara yang lari tersebut dan segera melindungi Nabi SAW dari gempuran musuh.
Ummu Umarah adalah teladan bagi para Muslimah. Ia telah menunaikan kewajibannya sesuai dengan kemampuannya, baik di waktu berperang maupun di waktu aman.
Tidak hanya berjuang di Perang Uhud, Ummu Umarah pun tampil mengangkat panji-panji pasukan Muslim pada Perang Hunain.
Selang tidak seberapa lama setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, sebagian kabilah yang dipimpin Musailamah al-Kadzab telah murtad. Musailamah mengaku dirinya sebagai nabi kemudian Khalifah pertama Abu Bakar ash-Shidiq pun memutuskan untuk memerangi nabi palsu. Mendengar kabar itu, Ummu Umarah pun segera mendatangi Abu Bakar Ash-Shidiq. Ia mohon izin untuk turut berjuang ke medan perang bersama pasukan Muslim yang akan memerangi orang-orang murtad dari Islam. Mendengar permohonan tersebut, Abu Bakar pun berkata, ”Sungguh kami telah menyaksikan pengorbananmu di medan jihad, maka keluarlah (untuk berperang) dengan menyebut nama Allah.”
Usai berperang dengan dia melihat Musailamah terbunuh, ia pun sujud syukur tanpa menghiraukan sebelas luka dan satu tangannya yang telah putus. Subhanalloh, mari kita bermohon agar Alloh mengkaruniakan para mukminat seperti halnya ummu Umarah, agar kelak panji Islam tetap berkibar membebaskan negeri Islam dan menahlukkan Roma.
*By. Dwi Kirana LS,. Pemerhati PEKaMas serta anggota dept media helpsharia