HelpsMadia | Bertandang ke Kota Palu, Ketua tim advokat relawan helpsharia ustadz Chandra Purna Irawan SH,.MH, beserta rombongan dari gabungan relawan Islam lain bertemu dengan Walikota dan Wawali kota Palu, Pak Hidayat dan Pasha Ungu sebutan Pak Sigit Purnama Said (5/10/2018).
Dalam pembicaraan tersebut, kami, sebut ustadz Chandra adalah Tim relawan Islam untuk selamatkan negeri siap melakukan pendampingan hingga para korban bencana di Palu Sulteng bisa kembali dari tempat pengungsian, dan relawan pantang kembali sebelum mereka kembali meski butuh waktu yang tidak sebentar mungkin hingga berbulan-bulan, tuturnya pada awak media helpsharia melalui rekaman voicenya.
Hal yang dilakukan para relawan selain recovery mental jiwa korban bencana, penyaluran bantuan juga pengobatan yang dilakukan tim medis muslim dari seluruh pelosok nusantara, yang saat ini sudah berada di lokasi, datang dari Jakarta, Makasar dan Menado. Kemudian yang segera bergabung tim medis dari Yogja.
Agenda kegiatannya bersama tim gabungan relawan muslim di kota Palu sebut sekretaris LBH Pelita Umat: “Ikut membersihkan Rumkit Wirabuana dan mengoperasionalkan posko yang berada di lapangan parkir Masjid Agung Darus Salam pada hari kamisnya dan ikut pula menyelenggarakan jumatan (sholat dan khutbah) pertama, sejak penangganan korban bencana.”
Menepis kabar hoaks terkait aktivitas gerak cepat relawan FPI, Candra lawyer yang juga sekaligus tim pembela 1000 advokad untuk HTI mengungkapkan bahwa mereka sejak hari pertama lebih awal dan jauh jauh hari mereka sudah bekerja, kebetulan ketua dan sekertaris FPI kota Palu adalah teman, diantaranya evakuasi jenasah, korban selamat dan posko mereka ada di jalan Diponegoro.
Karena itu setiap kegiatan tanggap bencana, relawan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebab mereka
(BPBD) menjalankan fungsi : (1). koordinasi penanggulangan bencana; (2). komando penanggulangan bencana; dan (3). pelaksana penanggulangan bencana.
Penetapan target normalisasi BPBD untuk masa tanggap darurat telah terpenuhi perlu kajian secara komperhensif dengan melihat sejumlah pekerjaan seperti pertolongan darurat, pemenuhan kebutuhan dasar, pelayanan kesehatan, pendistribusian bantuan telah diselesaikan. Jadi menurutnya tidak bisa selesai dalam tenggat waktu sepekan, dua pekan ataupun hingga tiga bulan kedepan sebab masih ada kejadian berita ada orang meninggal karena kelaparan akibat belum tersentuh logistik pangan. (DK/-)