HelpsMedia | Liputan kegiatan relawan peduli Lombok. Hari pertama gempa, 29 Juli HELPS (Healthcare Professionals for Sharia) telah membentuk tim tanggap bencana. HELPS bergabung bersama aliansi besar relawan yang lain, di antaranya Aliansi Persaudaraan Islam (API), Masyarakat Tanpa Riba (MTR), BWA (Badan Waqaf Al-Qur’an), yukHijrah, yukNgaji, Inqilabi Islamiyah, Paguyuban Artis Taubat (PAT), dan Sekolah Islam Terpadu Insantama.
Terletak di SMP 3 Gangga kabupaten Lombok Utara (KLU) sebagai posko sentral tempat berkoordinasi antar tim relawan, dan juga melayani untuk kegiatan ibadah, penyaluran logistik, dakwah hingga pelayanan kesehatan.
Dari posko sentral menuju tempat titik pengungsian, yang ada juga ada posko satelit. Kegiatan lain tidak jauh berbeda dengan aktivitas di pusat, namun lebih sederhana karena keterbatasnya dari kesatuan logistik dan SDM tentu.
Pulau Lombok merupakan kepulauan dari provinsi NTB yang dikenal dengan pulau beribu masjid.
Kabar BNPB merilis gempa lombol dari tanggal 29 juli – 5 Agustus 2018 terdapat 630 masjid dan 461 musholla rubuh hingga berita yang dilansir (10/9) telah menjadi masjid dan musholla sebagai tempat ibadah dan sedikit banyak kegiatan tempat jalannya ‘pemerintahan’ termasuk kesibukan yang dilakukan Dr. H. Najmul Ahyar, SH, MH bupati KLU saat menerima rombongan tim yang bersilaturahmi di kediaman rumah intelektual tempat tegak musholla darurat.
Kantor kabupaten yang rusak akibat gempa besar dan rumah kediamnya tidak lagi sebagai tempat hunian, kemudian membuat berdirinya musholla yang yang dulunya menjadi lahan parkir menjadi pusat kegiatan kesehariannya. Seperti informasi yang diberikan ustadz Rudi pada membantu, dengan mengungkapkan masih ada gempa susulan lebih dari 2000 kali mengguncang.
Silaturahmi dokter mustakim perwakilan dari membantu juga dilakukan pada tokoh, salah satunya ke ponpes Istiqomah tempat TGH Hidayat.LC mengasuh santrinya.
Kegiatan belajar mengajar pondok tidak diliburkan dan santrinya tinggal di sana menghuni masjid darurat dan tenda.
Kondisi di lombok kebebasan kita bagaimana Nabi melihat saat hijrah, sesampai di Yatsrib mendirikan masjid kuba, lalu mengatur jalannya pemerintahan, dan peribadatan serta hunian bagi kaum yang belum punya tempat tinggal (ahli shuffah) berada di masjid nabawi. Hal yang sama juga dilakukan oleh khulafa rosyidin sepeninggal Nabi saw. (DK / -)