Oleh: dr. Fauzan Muttaqien (Sekjend HELP-S)
“Jadi kapan saya bisa dipulangkan dok?” rengek sang pasien di bangsal. Sang dokter hanya bisa mengernyitkan dahi sembari memperhatikan buku status pasien. Sehela kemudian, “Sabar ya…” lanjutnya.
“Tapi bukankah minggu lalu saya dijanjikan dirawat paling-paling sampai akhir pekan… Nah ini sudah lewat jauh..” keluhnya. Sang dokter hanya tersenyum ….
“Apa pertimbangan dokter sehingga suami saya tetap tidak bisa dipulangkan?” sang istri, di meja edukasi, berdua dengan dokter. “Kondisinya mengkhawatirkan bila harus dipaksakan pulang,” sejurus kemudian dokter menjelaskan rinci diagnosis terakhir, hasil-hasil pemeriksaan dan sebagainya.
Sang istri menunduk sedih. “Sayang bapak sedari awal tidak mau mengikuti saran pengobatan kita sejak dulu… beliau lebih memilih jamu-jamuan yang aneh-aneh, obatnya tidak mau diminum… Betul, kesembuhan dari Allah, tapi ikhtiarnya juga harus yang benar…” keluh sang dokter.
***
Kapan Indonesia Sehat? Ada yang mampu menjawab? Dulu pernah dicanangkan Indonesia sehat 2010. Nyatanya kemudian diundur jadi Indonesia Sehat tahun 2015. Kalender sudah berganti dua kali, ternyata belum kecapaian juga. Belakangan programnya bergeser lagi menjadi Indonesia Sehat 2025. Piye ki?
Ibarat sang pasien yang kecewa dengan putusan dokter, yang menyatakan dirinya belum sehat.. tak bisa pulang Mungkin begitu juga perasaan sang Indonesia, yang sudah digadang-gadang akan di-SEHAT-kan pada tahun 2010, mundur, karena sesuatu dan lain hal, jadi tahun 2015… eh ditunggu-tunggu, ternyata ke-SEHAT-annya tertunda lagi hingga 2025.
Sang Indonesia merunduk sedih. Salah siapa? Entah. Mungkin salah dia yang tidak taat dalam berobat? Penyakitnya yang terlampau parah? Atau terapi dari sang dokter yang tidak tepat ?, Bisa jadi juga kombinasi dari ketiga-tiganya. Satu hal, saya tertarik dengan kata-kata sang dokter…. Kesembuhan itu dari Allah, dan ikhtiarnya harus benar. Berarti usaha kita untuk menyehatkan Indonesia dengan berbagai ilmu dan program.. itu adalah bagian dari ikhtiar… kita harus meningkatkan ilmu, usaha yang lebih keras. Namun, karena ‘kesembuhan dari Allah’ maka rumus itu harus dilengkapi… selengkap apapun usaha sang Indonesia dan tim medisnya, sebesar apapun dana, sebanyak apapun program, secanggih apapun teknologi… bila Allah tidak berkenan, kita mau apa?
Maka sang Indonesia harus berbenah. Sehat itu adalah sebuah ‘pemberian’ dari Allah. Untuk mendapatkan, mintalah kepada-Nya. Sayangnya seperti yang sering disampaikan di berbagai ta’lim oleh guru-guru kita. “Bagaimana Allah akan mengabulkan, bila harta kita bukan dari jalan yang benar? Bagaimana bisa, bila kita masih berjibun maksiat? Bagaimana bisa Allah dekat, sedangkan kitanya saja enggan untuk taat?”
Sehat itu, adalah sub dari Rahmat Dia lebur bersama sub-sub yang lain seperti rizki, rasa bahagia, kasih sayang, dan seterusnya. Maka sama dengan sub-rahmat yang lainnya. Bila ingin sehat jadi berkat, Jangan jauhkan dia dari formulasi rahmat. Rahmat itu lekat dengan taat, dan taat itu lekat dengan syariat.
Sehingga formulasi Indonesia Sehat, jangan jauhkan dia dari kosakata taat dan syariat Insya Allah, bukan hanya sehat yang muncul, namun lebih luas bersama-sama sub lainnya.. semesta Indonesia akan sehat dalam Rahmat dan Lindungan-Nya.
Jelang road show HELPS 20 kota. Indonesia Sehat dalam Rahmat dan Lindungan Allah Salam #RoadshowHELPS20kota #IndonesiaSehatdalamRahmatdanLindunganAllah