Meniatkan Ibadah

0
2467

Oleh: Ayeesha Fauzia

Pagi tadi selepas visite ngobrol-ngobrol ringan dengan seorang Sp.PD yang selalu bercelana cingkrang dan berjenggot tipis. Bercerita banyak hal, tentang dirinya yang diperbantukan di sebuah rumah sakit di Sukabumi selatan yang jumlah pasien di poli rawat jalannya lebih dari 100 orang dan dia hanya dapat jasa Rp.4000 dari setiap pasien BPJS dan hampir semua pasiennya adalah BPJS.

“Kalau tidak diniatkan ibadah kita tidak akan dapat apa-apa, umur kita itu tidak akan jauh dari umur Nabi Muhammad, 63 tahun untuk hitungan hijriyah dan 61 tahun untuk hitungan masehi, sayang sekali kalau tidak bernilai ibadah, jangan tanyakan kita sudah dapat apa dalam hidup kita, tapi tanyakan apa kontribusi kita pada dunia ini, pada pemilik alam ini. Kalau hidup hanya sekedar tidur, bekerja, menikah, membesarkan anak ya udah selesei, kalau bekerja cuma ingin kebeli rumah, beli mobil pajero, fortuner, alphard, jalan-jalan keliling dunia, rugi kita, hidup ini cuma sebentar, cuma sekali, kalau orientasinya cuma itu rugi berlipat. Pernah denger kan teh hadist yang menceritakan tentang jika seorang muslim membesuk saudaranya yang sakit, Allah akan mengutus baginya 70.000 malaikat agar mendoakannya kapan pun di siang hari hingga sore harinya, dan kapan pun di sore hari hingga pagi harinya, coba hitung aja teh, kita akan didoakan berapa ratus ribu malaikat setiap pagi saat kita visite, apalagi perawat yang jenguk orang sakitnya pagi, sore, malem, jumlah pasien dikalikan 70.000 malaikat jadi berapa tuh, kan banyak. Kita kan bukan cuma menjenguk tp juga mengobati dan merawat, semoga saja malaikat yang doain kita lebih banyak. Dan kita yakin saja sama Allah bahwa Allah yang akan mencukupkan rizqi kita di awal ataupun diakhir kehidupan kita. Dulu waktu saya masih jadi dokter umum gak kepikiran gini teh, sekarang saya baru faham, niatkan bekerja selain untuk mendapatkan uang juga niatkan ibadah, jadi kalau hasilnya gak sesuai dengan keringat yang kita keluarkan kita gak akan kecewa, saya gak pernah tahu tuh jasa saya berapa, hitung-hitungannya gimana, terima saja, alhamdulillah cukup, yang penting kan berkah ya teh? Karena kebahagiaan itu gak selalu dinilai dengan banyaknya materi”

Yup, bener banget, kebahagiaan itu tak terukur dengan materi dan apa yang sudah kita dapatkan dalam hidup kita. Melihat pasien pulang dengan sehat dan mengucapkan terimkasih saja sudah cukup membahagiakan.

Dan siang tadi tiba-tiba ada bapak-bapak yang membawa 360 pcs bolu yang dikemas dalam 3 dus besar. Pasien yang akan kontrol ke poli setelah post rawat inap seminggu yang lalu. Bukan apa yang dia bawa yang bikin bahagia tapi melihatnya sehat dan bisa beraktifitas seperti sediakala adalah salah satu moodbooster saat kita jenuh dengan semua aktifitas dunia kerja.

LEAVE A REPLY