Amygdalin dan Kanker

Share

Oleh : Ilman Silanas, Apt.,M.Kes
(Apoteker RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, Anggota HELP-S )

Telah beredar luas informasi terkait alternatif pengobatan kanker dengan mengonsumsi lebih banyak sumber Amygdalin. Dalam informasi yang beredar lewat media sosial Whats app dan telah dimuat di salah satu media online menyebutkan bahwa tidak ada penyakit yang disebut kanker, yang ada hanyalah defisiensi Amygdalin (yang diklaim sebagai Vitamin B17) dikarenakan kurangnya asupan sumber senyawa tersebut.

Amygdalin adalah senyawa Cyanogenic Glucoside yang terkandung dalam biji-bijian. Pertama kali diisolasi dari biji Almond pahit oleh Ahli kimia Prancis Robiquet dan Boutron-Charlard pada tahun 1830. Laetrile (dipatenkan tahun 1960) merupakan senyawa semisintetik dari amygdalin. Senyawa ini dihasilkan dari reaksi hidrolisis amygdalin. Selanjutnya Laetrile dipromosikan sebagai obat antikanker.

Merujuk pada Buku Teks yang berjudul “The Gale Encyclopedia of Alternative Medicine, Second Edition” dijelaskan tentang Amygdalin yang terkandung dalam biji Aprikot. Pada halaman 117 dijelaskan bahwa terdapat kontroversi terkait penggunaan biji Aprikot khususnya kandungan Amygdalin di dalamnya. Sejak tahun 1920, banyak negara yang memercayai bahwa senyawa tersebut dapat mencegah kanker dan menghambat pertumbuhan sel kanker. Sebuah artikel yang ditulis oleh seorang ahli biokimia Ernst Kreb pada tahun 1970 yang diterbitkan pada Journal of Applied Nutrition berjudul “The Nitrilosides (Vitamin B17)-Their Nature, Occurrence and Metabolic Significance (Antineoplastic Vitamin B17)” menyebutkan bahwa amygdalin dapat mencegah pertumbuhan sel kanker. Beberapa tahun kemudian amygdalin digunakan dalam terapi kanker yang disebabkan oleh rokok seperti kanker paru-paru. Beberapa studi yang dilakukan di Amerika sejak tahun 1970 hingga 1980 menunjukkan bahwa amygdalin tidak dapat membunuh sel kanker, pengkajian pada catatan pasien yang dilaporkan berhasil sembuh atau mengalami pengecilan ukuran sel tumor tidak menunjukkan bukti bahwa amygdalin efektif dalam pengobatan kanker. Terdapat dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa amygdalin yang masuk dalam tubuh manusia akan dipecah menjadi dua senyawa sianida (racun yang poten), yang jika dikonsumsi dalam dosis berlebihan dapat menyebabkan kematian.

David M Greenberg, PhD, seorang Profesor Biokimia dari Universitas California menulis sebuah artikel yang berjudul The Vitamin Fraud in Cancer Quackery” yang diterbitkan pada West Journal Medicine pada April 1975. Ia menjelaskan bahwa Laetrile tidak dapat dimasukkan ke dalam jenis Vitamin karena terdapat karakteristik yang berbeda antara vitamin dan Laetrile. Tidak ada literatur yang menunjukkan bahwa sianida yang dihasilkan dari pemecahan senyawa kimia Laetrile memiliki efek yang spesifik pada sel kanker. Laetrile tidak dapat dikategorikan sebagai vitamin karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Laetrile merupakan komponen nutrisi esensial, senyawa tersebut pun tidak ditemukan dalam pada proses fisiologis tubuh yang menunjang kehidupan, tidak ada penyakit yang spesifik disebabkan kekurangan asupan Laetrile pada hewan uji. Laetrile yang terdekomposisi di dalam tubuh hanya akan menyebabkan keracunan karena asam sianida yang dihasilkan, dan laetrile tidak memiliki fungsi fisiologi yang khas.

Note: Artikel dapat diunduh disini https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1129741/pdf/westjmed00296-0087.pdf

Read more

Local News