Oleh: dr. Fauzan Muttaqien (Sekjend HELP-S)
Kami punya pasien Ny. S usia 33 tahun. Beliau didiagnosis dengan Gagal Jantung Kongestif disebabkan oleh katup mitral yang tidak bisa menutup dengan sempurna akibat kalsifikasi yang kemungkinan besar merupakan sekuele demam rematik. Beliau bolak-balik bangsal jantung sudah sangat sering dengan keluhan yang hampir selalu sama. Bisa dikatakan hampir setiap 2 bulan sekali sejak 2 tahun ini beliau diopname. Keluhannya dulu-dulu awalnya hanya berdebar akibat atrial fibrilasinya, kemudian meningkat menjadi perut tidak nyaman. Kini keluhannya sudah semakin meningkat yakni sesak nafas. Biasanya beliau diopname cuma beberapa hari setelah itu pulang. Karena biasanya cukup dengan pemberian injeksi furosemid beberapa kali (furosemid adalah obat diuretik, salah satu terapi simptomatik untuk gagal jantung kongestif bertujuan mengeluarkan cairan yang menumpuk di paru, kaki , hati atau lainnya melalui kencing) gejalanya sudah berkurang.
Kami rada sebal dengan Ny. S. Bukan apa-apa, ini karena beliau tidak menuruti saran kami untuk benar-benar mengobati penyakitnya. Terapi obat-obatan jelas tidak menyelesaikan masalah katup yang dialami dia. Terapi yang tepat buat Ny.S adalah penggantian katup. Oke, obat-obatan semacam furosemid memang perlu saat ini, dan memang terkesan menyembuhkan sementara. Tapi lihat saja dalam beberapa saat lagi pasti gejala akan kambuh lagi. “Ayo bu, operasi ganti katup” begitu desak kami. Tapi berkali-kali dibilang Ny.S tetap ngeyel. “Sudah enakan kok dok… lagipula saya takut nanti kalo ganti katup… hiiii.. berdarah-darah operasinya” begitu alasannya.
Hmmm… kami mengangkat bahu. Ini orang keras kepala.
###
Kami punya Palestina, yang sejak 1948 dicaplok Israel…. Secara rutin Israel menyerang, membunuhi rakyatnya. Palestina dijajah oleh Israel didukung oleh Amerika dan Negara Eropa disokong penguasa-penguasa banci kaum muslimin.
Setiap beberapa tahun sekali Palestina meriang. Ya, dan hampir setiap saat itu, umat muslimin turun ke jalan mendemo Israel. Lalu mengirimkan bantuan dana, makanan, pakaian, tempat tinggal untuk para korban. Setiap serangan itu juga umat Islam menyerukan boikot produk-produk Israel. Lalu meminta kepada PBB, OKI, Liga Arab untuk berdiskusi menyelesaikannya, meminta Israel menghentikan serangan kejamnya.
Biasanya serangan berkurang. Sakit meriang mereda. Kondisi kembali seperti semula.
Kami rada sebal dengan pemimpin-pemimpin kaum muslimin. Bukan apa-apa. Karena mereka tidak menuruti saran kami untuk benar-benar mengobati penyakit Palestina. Terapi yang tepat buat Palestina adalah berdirinya Khilafah Rasyidah yang akan menghimpun seluruh kekuatan kaum muslimin untuk melumat Israel laknatullah. Ya, obat-obatan semacam bantuan makanan, obat, dana, kutukan, boikot memang perlu saat ini dan memang terkesan menyembuhkan sementara. Tapi lihat saja dalam beberapa saat lagi pasti gejala akan kambuh kembali.
“Ayo dong, tegakkan khilafah” begitu desak kami. Tapi berkali-kali dibilang mereka tetap ngeyel. “Sudah enakan kok… lagipula saya takut nanti kalau menegakkan khilafah begini begini begitu begitu…” itulah alasan mereka…
Hmmmm …. Kami mengangkat bahu. Ni orang keras kepala!