Oleh Dwi Kirana LS*
Adalah Al-Zahrawi atau Albucasis lahir pada 936 masehi di dekat Kordoba, Spanyol, dan meninggal pada 1013. Beliau merupakan salah satu tokoh ilmuwan muslim yang berjasa dengan menjabarkan lebih dari 200 peralatan bedah. Dalam Al-Tasrif, Ia menuliskan kumpulan topik dan praktik kedokteran diantaranya gigi dan kelahiran anak.
Pada buku ‘1001 penemuan dan Fakta Mempersona Peradaban Muslim’ terungkap bahwa Al-Zahrawi menulis 30 jilid ensiklopedia tentang pembedahan dan pengobatan. Ia juga merintis penggunaan benang jahit bedah untuk menjahit organ dalam tubuh.
Adalah Eddy Hartono,. dr. SpOG(K) diungkapkannya, sulit Ia menyebutkan bahwa siapa penemu alat laparoskopi pertama kali. Tercatat pada tahun 1902, Georg Keling, di Dresden, Saxony melakukan tindakan laparoskopi pertama pada anjing. Tahun 1910, Hans Christian Jacobaeus di Swedia melaporkan operasi laparoskopi dilakukan pertama kalinya terhadap manusia. Dengan ditemukannya chip komputer pada kamera TV, innovasi laparoskop lebih berkembang lagi.
Laparoskopi merupakan satu peralatan dari jenis teleskop bedah dengan magnification loupe untuk pembesar gambar objek yang dioperasi. Beberapa kegunaan laparoskopi secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yakni untuk mengetahui penyebab dari suatu penyakit (diagnosis) dan untuk mengatasi masalah tersebut (terapi).
Sebagai alat diagnostik, laparoskopi seringkali digunakan untuk mendiagnosis penyebab dari ketidaksuburan (infertilitas), terutama untuk pasangan yang telah lama mencoba berbagai cara untuk mendapatkan anak. Penyebab infertilitas yang dapat diketahui oleh laparoskopi antara lain adalah gangguan pada saluran telur, yang bisa terjadi akibat proses perlekatan dengan daerah sekitar atau penekanan oleh tumor atau proses infeksi, adanya endometriosis (suatu penyakit yang erat kaitannya dengan infertilitas), adanya tumor kandungan atau tumor pada indung telur. Berbagai penyebab infertilitas yang dapat diatasi melalui laparoskopi antara lain adalah membebaskan saluran telur dari perlengketan atau penekanan oleh tumor, mematikan sarang-sarang endometriosis, atau mengangkat tumor kandungan/tumor pada indung telur. Selain itu, laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan mengatasi kehamilan di luar kandungan. Kehamilan di luar kandungan merupakan hal yang bila dibiarkan dapat membahayakan bagi penderita.
Laparoskopi unggul dalam hal diagnostik karena dokter akan melihat secara langsung kelainan yang ada, di samping dapat melakukan berbagai tindakan untuk mengatasinya.
Laparoskopi juga merupakan salah satu cara untuk melakukan tubektomi (seringkali dikenal sebagai penutupan kandungan), yakni bagi mereka yang telah merasa cukup memiliki anak. Pengangkatan miom / kista indung telur / kandungan sendiri juga dapat dilakukan melalui laparoskopi. Miom ukuran besarpun dapat dioperasi dengan menggunakan moselator, suatu alat untuk mengikis tumor menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga tumor tersebut dapat dikeluarkan melalui lubang kecil yang dibuat.
Sebagaimana laparoskopi, teloscopi bedah di tangan ahlinya, dapat melakukan berbagai tindakan diagnosa dan terapi ‘keterasingan’.
Adalah GURU KITA, AL-MUJTAHID AL-‘ĀLIM Syaikh Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Isma’il bin Yusuf an-Nabhani seorang ulama dari Yerusalem yang menjadi pendiri partai politik Islam Hizbut Tahrir. Dia telah hafal Al Quran sebelum usia 13 tahun. Dia lulusan Al Azhar AsySyarif di Kairo Mesir. Wafat, hari Ahad 11 Desember 1977 M. Pada safar terakhir beliau ke negeri Iraq. Syaikh sempat ditanya mengenai sebab kedatangannya ke negeri Iraq. Beliau pun menjawab dengan lirih:
إني شيخ عجوز جئت أريد العلاج
“Sesungguhnya, aku hanyalah orang tua lemah, yang datang untuk mencari solusi”.
Dan adalah MEREKA Senin, 12 Desember 2016, terkutiplah …
Sekelumit dari insan-insan cendekia kesehatan Indonesia. Yang melihat bahwa di segenap lapang pandang mata, bertabur juta problematika.
Ekonomi yang menjurang antara si kaya dengan jelata, politik kotor yang membabi buta, taraf pendidikan rendah yang membuat bangsa kita masih terhina, kesehatan dimana pemerintah abai terhadapnya. Hingga rasa perih umat ini akan agama yang dinista.
Sebagaimana mereka, Helps membawa misi besar: Cahaya Islam di bumi ini harus kembali menjelma. Terapnya Quran, risalah agung sang Rasul mulia.
Dan dalam penat kami melayani, di tetes keringat saat merawat dan mengobati. Tersimpan ruang rindu, kelak kami sempat mengalami..
Sebuah masa dimana kami berbai’at kepada khalifah kaum muslimin, menikmati gaung agung ad-Diin. Memandangi tumbangnya satu persatu rezim yang zaliim. Ikut panggul senjata di tangan kanan, tas obat-obatan di tangan kiri, mengiring mujahidin melawan kaum kafiriin…
Saat degup jantung kami menyatu dengan derap langkah para syuhada
Saat angkasa bertabur gagah alliwa arroya
Saat bulir air mata melinang melihat kembali sang adidaya
Kami ingin berjabat erat berlari menuju ke sana
Bukan hanya sebagai penonton penyorak gembira
Tapi sebagai bagian penolong, pejuang yang setia…
Karena Kita adalah bagian HELP-S, Healthcare Professionals for Sharia…
*Anggota Departemen Media Helpsharia