Miras Oplosan, Racikan yang Mematikan

Share

Oleh: Aulia Yahya, S.Si, Apt (Perwakilan HELP-S Jepang)

“Sungguh kesakitan yang tak terperih ! kira kira demikian dialami oleh mereka yang meregang nyawa akibat mengkonsumsi miras oplosan, sebuah formula setan, racikan antara kebodohan, kegilaan dan kemiskinan”
Miras oplosan kembali santer dipersoalkan. Tak dinyanah, meskipun ada yang terselamatkan, tapi setidaknya sudah puluhan korban jiwa melayang sia sia, diketahui mereka baru saja menggelar pesta mabuk dengan menenggak miras oplosan. Wajah, mulut dan mata mereka membiru, bengkak. Mereka mati lemas.
Ya, keracunan alkohol adalah konsekuensi serius setelah menenggak miras. Mengkonsumsi alkohol terlalu banyak dalam tempo yang cepat tentu akan berpengaruh pada pernapasan, detak jantung, suhu tubuh dan refleks muntah, bahkan berpotensi menyebabkan koma dan kematian.
Apatah lagi miras oplosan, diracik dengan formula suka suka, tak ada aturan dan takaran. Bahan oplosan tergantung keinginan dan rasa penasaran. Biasanya, terdiri dari campuran minuman keras (pabrikan ataupun tradisional, kadang pula metanol atau spiritus sebagai pengganti miras), minuman soda bermerk, minuman energi bermerk, termasuk obat obatan daftar G kadang pula ditambahkan.
Patut diketahui, mencampur alkohol dengan minuman bersoda dapat memperparah gejala mabuk. Minuman beralkohol yang bercampur soda akan lebih cepat mencapai usus halus, sehingga akan semakin pula masuk ke dala peredaran darah. Selanjutnya, alkohol akan menyebar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh, menuju jantung, otak, otot dan seluruh jaringan. Itulah sebabnya, resiko keracunan alkohol pada kasus miras oplosan lebih besar ketimbang mengkonsumsi miras lainnya..
Adapun metanol, adalah alkohol industry yang dibuat secara sintesis dan biasanya tersedia dalam konsentrasi tinggi untuk keperluan industri. Antara metanol dan etanol sulit dibedakan dari penampakan fisik, sama sama berbentuk cairan jernih tidak berwarna yang mudah bercampur dengan air, berbau alkohol, dan mudah terbakar. Itulah sebabnya metanol sering disalahgunakan sebagai pengganti etanol dalam miras oplosan. Selain harganya relatif murah, tak banyak yang mengetahui bahaya yang ditimbulkannya.
Metanol yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami reaksi, segera terabsorbsi dan terdistribusi ke dalam cairan tubuh. Secara perlahan metanol dimetabolisme di dalam organ hati oleh enzim alkohol dehydrogenase membentuk formaldehid, lalu oleh enzim aldehid dehydrogenase dimetabolisme membentuk asam format. Formaldehid dan asam format adalah senyawa beracun bagi tubuh, selain dapat menyebabkan asodosis metabolik, juga dapat mengakibatkan kebutaan permanen, kejang, koma, gagal ginjal akut hingga kematian.
Fenomena Sosial Kaum Pinggiran
Harga yang murah menjadi alasan utama kenapa mayoritas orang memilih mengoplos minuman kerasnya. Karena mabuk sudah menjadi ketergantungan, maka segala cara ditempuh agar keinginan segera terpuaskan. Mereka  mengoplos sendiri mirasnya, meracik dari bahan bahan yang cukup mudah diperoleh dipasaran. Belakangan, mulai ada pedagang yang menjajakan miras oplosan, kantong plastik miras oplosan seliteran dijual seharga ribuan.
Bandingkan dengan miras pabrikan, yang harga sebotol kecilnya saja bisa belasan hingga puluhan ribu. Apalagi jika mirasnya bermerk lagi import. Konon, sebotolnya bisa dibandrol ratusan hingga jutaan Rupiah.
Mengkonsumsi miras oplosan adalah fenomena kaum pinggiran, orang orang yang gemar mabuk mabukan meski keadaan ekonomi terbelit kemiskinan. Miras oplosan bukanlah kelas orang kaya kebanyakan, yang menikmati alkohol dari tuangan para bartender di meja pub dan bar, segelas demi segelas sembari menanti tagihan billing dengan harga yang tak sedikit.
Faktor lain yang mempengaruhi maraknya konsumsi miras oplosan adalah pengaruh lingkungan dan pergaulan. Berawal dari kesetiakawanan antar sesama teman, ajakan menenggak miras tak terelakkan. Dari sekedar mencicipi hingga tertantang oleh rasa penasaran yang berlebih, ingin menikmati “sensasi” rasa yang berbeda dari setiap jenis racikan (dahulu pernah diberitakan miras oplosan dicampur dengan pembalut wanita, Gila !). Menenggak miras oplosan bahkan terkadang dijadikan sebagai standar kejantanan, ajang unjuk keberanian demi diterima dan diakui sebagai anggota dalam suatu komunitas.
Ilegal atau Legal, Tinggalkan
Ulasan singkat ini bukan berarti menyatakan bahwa mengkonsumsi miras oplosan adalah berbahaya karena dianggap “illegal” sementara mengkonsumsi miras secara legal adalah aman, Tidak !
Ilegal ataupun legal, namanya miras tetap tak layak untuk dikonsumsi.  Disamping alasan medis, yang utama dalam urusan miras ini yakni keharamannya secara mutlak dalam ajaran Islam. Bahkan dalam sebuah Hadits Nabi disebutkan bahwa miras adalah ummul khaba’its; induk dari segala kejahatan ! [ ].

Read more

Local News