– Pada tanggal 24 Februari 2018 HELPS Roadshow 20 Kota terselenggara di Kota Bertuah Pekanbaru. Seminar pertama yang diadakan oleh HELP-S Korwil Riau ini mengangkat tema ‘Menggagas Kesehatan Islam’. Seminar ini menghadirkan dua orang narasumber HELP-S, dr. Saharudin, Sp. B (Ketua Umum HELPS) dan Fajar Tito, S.Farm, Apt.
Narasumber pertama berbicara tentang Gurita Kapitalisme dalam bidang kesehatan. Tingginya biaya kesehatan baik dalam hal pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan ketersediannya obat-obatan adalah beberapa efek dari diterapkannya sistem ekonomi Kapitalis. Kebijakan pemerintah yang mengalihkan layanan kesehatan pada mekanisme pasar membuat masyarakat sulit mendapatkan layanan kesehatan yang memadai terutama sekali bagi masyarakat miskin.
Menurut narasumber, ketua HELP-S Pekanbaru, Apoteker Fajar Tito, S.Farm Kapitalisme dalam kesehatan bukan sekedar persoalan teknis semata tapi sudah masuk ke ranah Sistem, Pemikiran dan Ideologi dan menjadi suatu kelaziman yang dilakukan oleh individu, swasta, maupun negara. Maka semua tenaga profesional kesehatan perlu keberanian dan keseriusan untuk menyelesaikan persoalan kesehatan negeri ini dan perlu cara pandang baru dalam merubah sistem kesehatan di negeri ini.
Narasumber kedua, dr. Saharudin, Sp.B mengangkat topik tentang Sistem Kesehatan Islam. Islam sebagai sebuah Ideologi mengatur masalah kesehatan secara komprehensif baik secara teknis maupun secara strategis. Dalam tataran strategis, Negara berperan menentukan kebijakan kesehatan untuk kemaslahatan masyarakat. Dalam tataran teknis, profesional kesehatanlah yang menjalankan kebijakan Pemerintah tersebut.
Saat ini persoalan teknis dianggap sudah mumpuni, sebagai contoh, hari ini hampir setiap penyakit sudah dapat ditemukan teknik pengobatannya seiring dengan perkembangan penelitian para ahli. Yang menjadi persoalan saat ini adalah dari segi kebijakan pemerintah, terutama dalam hal pembiayaan kesehatan. Dokter Saharudin Sp.B memberi contoh, banyak masyarakat yang seharusnya dilakukan tindakan operasi tapi akhirnya tidak bisa dilakukan dengan alasan biaya, bukan karena tidak ditemukannya teknik operasinya. Hanya orang-orang “mampu” saja yang bisa diobati.
Terakhir beliau memaparkan bahwa Islam menjamin kesehatan seluruh warga negara tanpa diskriminasi baik kaya maupun miskin, muslim maupun nonmuslim. Pembiayaan kesehatan dalam pandangan Islam merupakan tanggungjawab penuh negara terhadap rakyatnya. Ini hanya bisa diwujudkan disaat Pemerintah mengelola semua sumberdaya negeri ini sesuai dengan pandangan Ideologi Islam.