Oleh: Dwi Kirana LS
Anggota Perhimpunan Ahli Radiografi Indonesia (PARI), HELP-S Jember
Widhy Singkong, jurnalis Kompasiana.com beberapa tahun yang lalu, melansirkan tulisannya yang berjudul “Rumah Sakit di Puncak Gunung Santri”.
Penelusuran di daerah berbukit yang terletak di Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Widhy mewawancarai Agus Susanto penjaga makam yang 5 tahun sedang bertugas di sana, Bumi tempat majelis dakwah dari Wali periode pertama, 2 dari 9 orang yang diutus oleh Kholifah Sultan Muhammad 1 Turki Utsmani, menetap hingga wafat dan jenasahnya dimakamkan di Gunung Santri.
Adalah Maulana Malik Isroil asal Turki, ahli mengatur negara dan Maulana Muhammad Ali Akbar dari Irak, ahli pengobatan bidang farmasi. Juga terdapat makam penasehat Sultan Hasanuddin (Banten) yaitu Syekh Sholeh bin Abdurrahman.
Dari majelis dakwah Maulana Malik Isroil, beliau mempunyai tiga santri pewaris tahta kesultanan di Jawa, antara lain Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri), Raden Fatah (Demak) dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Sedangkan Maulana Muhammad Ali Akbar, beliau mendakwahkan kitab Thibb An Nabawi pada masyarakat, berikut ajaran Ishlah Khamsah, yang disampaikannya yaitu 1. Ishlah Billah [Berdamai dengan Allah]. Artinya selalu menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangannya. 2. Ishlah bir Rasulillah [Berdamai dengan Rasulillah]. Artinya selalu setia kepada Nabi Muhammad saw, ahlulbaitnya, dan para shahabatnya, dengan mendalami dan menjalankan sunnah darinya. 3. Ishlah bil Muslimin [Berdamai dengan Kaum Muslimin]. Artinya selalu menjaga silaturrahmi dan ukhwah Islamiyyah antar sesama kaum muslimin. 4. Ishlah bil ‘Âlamîn [ Berdamai dengan alam semesta]. Artinya menjaga kelestarian alam semesta dan lingkungannya. 5. Ishlah bin Nafsi [ Berdamai dengan diri sendiri]. Artinya merasakan ketenangan, ketentraman dan menjaga harmonisasi antara mind, body and soul.
Menjadi catatan pengedukasian berkelanjutan terhadap orang-orang yang datang berziarah. Kehadirannya ke gunung santri, ada yang bersifat umum dan ada yang khusus.
Mereka yang mengkhususkan diri tinggal beberapa hari di gunung santri laiknya sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit, bertujuan untuk ‘berobat, dengan media air putih dari energy dzikir yang mereka letakkan dekat makam Syehk Sholeh’ sebagai wasilah memperoleh keberkahan dari Alloh sembuh dari sakit. Alhamdulillah cocok. Sembuh tutur Agus pada jurnalis media.
Fakta penyembuhan semisal ini, terkesan mitosnya, bukan lagi rasional ataupun dengan bahasa saat ini dikatakan hoax.
Sunnah pengobatan cara Nabi SAW, itu usai meminum Air ZAM ZAM maka seseorang berdoalah sebagai berikut: “ALLAAHUMMA INNIE AS-ALUKA ‘ILMAN NAFI’AN WARIZQON WAASI’AN WA SYIFAA-AN MINKULLI DAA-IN.” (Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizqi yang banyak dan sembuh dari segala penyakit).
Dapat pula melakukannya untuk mengobati diri sendiri dengan meletakkan tangan pada anggota tubuh yang sakit dan ucapkanlah Bismillah (3X) lalu berdoalah dengan menyebutnya dalam tujuh kali (Auudzu billaahi wa qudraatihii min syarri maa ajidu wa uhaadziru – Aku berlindung kepada Alloh dan kekuasaan-Nya dari kejahatan sesuatu yang aku waspadai) sebagaimana hadits yang diriwayatkan Muslim.
Demikian pada situs Masjid tua yang dibangun wali di sekitar gunung santri, tidak bisa menjadi cagar budaya dikarenakan telah direnovasi warga. Masjid tersebut terletak di perkampungan Beji tempat sang Sahid KH Wasyid. Tempat ini menjadi basis perlawanan para pejuang Cilegon pada tahun 1888 Masehi. Perlawanan mereka pada saat itu, konon telah menggegerkan Kaum Penjajah Kafir yang berpusat di Batavia (jakarta) sehingga akhirnya para pejuang diburu kompeni secara habis habisan sampai akhirnya KH Wasyid yang merupakan pimpinan para pejuang menemui syahid. Itulah sekelumit gunung santri yang legendaris.
Entah kebetulan atau tidak, seiring kegiatan helpsharia 2 minggu kemudian, tanggal
10 november diperingati sebagai hari pahlawan
2 hari menyusul kemudian…
12 november diperingati hari kesehatan nasional. Artinya ?
Praktisi kesehatan pun menyandang sebagai para pahlawan atau lebih jauhnya, bahwa praktisi kesehatan mesti terjun ke tengah umat.. berjuang dan menjadi pahlawan bagi bangsa ini.
Ada yang lebih menarik lagi.. di sebelum even berlangsung, tengah tengah itu..
28 oktober dan 11 November diperingati sebagai hari sumpah pemuda, momen kebangkitan dan bangun bangsa Indonesia.
Dan akhirnya sebagai pengkunci…
1 desember bertepatan dengan 12 rabiul awal, hari lahir, hijrah dan wafatnya rasul.. momen meneladani jejak kehidupan rasul
Seperti narasi yang ditulis Sekjen Helpsharia – Himpunan Elemen Lintas Profesi Kesehatan Pro Syariah, bahwa PROFESI KESEHATAN saatnya NYANTRI ke ulama, ber-SUMPAH meneladani KEHIDUPAN RASUL, Bangun Indonesia untuk menjadi PAHLAWAN bangsa.