Menkes: Defisit BPJS Kesehatan Capai Rp 9 Triliun

Share

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI — Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan, Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengalami defisit hingga Rp 9 tirliun. Penyebabnya, 80 persen peserta atau masyarakat banyak mengalami sakit.

“Betul BPJS Kesehatan selalu defisit dan tahun ini mencapai Rp 9 triliun karena semuanya kuratif dan menunjukkan 80 persen peserta sakit,” kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek saat menghadiri diskusi Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Jambi, di Jambi, Kamis (10/8).

Ia mencontohkan, selama ini untuk tindakan kuratif penyakit jantung untuk satu juta orang mengeluarkan biaya mencapai Rp 6,9 triliun dan gagal ginjal tindakan kuratif yang harus dikeluarkan mencapai Rp 2,5 triliun. Menurutnya, selama ini 33 persen uang pendapatan BPJS Kesehatan dari iuran peserta digunakan untuk tindakan kuratif terhadap penyakit tidak menular.

Pada saat ini, kata Nila, kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup sehat masih kurang.  “Jadi, penyakit tidak menular seperti itu meningkat sekali sehingga saat ini kita harus mengubah perilaku untuk gerakan masyarakat sehat yang dimulai dari pendekatan keluarga,” katanya menjelaskan.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tersebut, kata Nila, dimulai pada 2014, yang sebelumnya hanya fokus pada tindakan kuratif dan tidak ada upaya atau pencanangan gerakan masyarakat sehat. “Sebelumnya siapa yang mau menjaga kesehatan kita, karena dulu semuanya kuratif dan tidak ada prefentif promotif untuk gerakan masyarakat sehat,” kata Nila.

Oleh sebab itu, dirinya menggeser fokus yang dari sebelumnya kepada kuratif. Saat ini, lebih menekan terhadap upaya preventif promotif untuk kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih baik. “Ayo mari menggerakkan hidup sehat dengan pendekatan keluarga, jadi gerakan masyarakat hidup sehat ini yang harus diteruskan sehingga perubahan perilaku paradigma sehat terus ada,” katanya.

Read more

Local News