Catatan buat para guru
Oleh dr. Muhammad Amin (DPP HELPS)
Hal yang menggembirakan bagi seorang dokter seperti saya adalah jika nasihatnya diikuti pasien dan lalu pasien sembuh dari sakitnya.
Hampir sama dengan dokter, gurupun begitu. Seorang guru amat sangat tak berkenan dan akan selalu kecewa jika nasihatnya tak diindahkan oleh murid-muridnya. Tak ada guru yang menasihatkan keburukan kepada muridnya. Guru tak mungkin menginginkan muridnya menjadi pembela kejahatan. Guru tak mungkin menginginkan muridnya membungkam dan memusuhi kebenaran.
Negeri Indonesia dalam kondisi banyak persoalan: kriminalitas yg mengerikan, kaum homosex dan lesbian yang makin berani, hutang riba nan haram yang makin hari makin banyak, pembiayaan kesehatan yang tak terjangkau, kriminalisasi ulama dan ormas Islam, sex bebas, dan hingga ancaman disintegrasi.
Terus terang saja, HTI sebagai ormas Islam membawa dan menawarkan solusi yang didasarkan pada syariah Islam. Bahkan khilafah, sebagai sistem pemerintahan yang diwariskan rasulullah dan selalu dijaga oleh khulafaur rasyidin adalah sebagai bagian ajaran Islam yang ditawarkan HTI untuk memperbaiki keadaan yang rumit ini.
HTI menawarkan konsep ekonomi syariah yang secara akademik dan empirik mampu menyelamatkan mata uang dari inflasi dan devaluasi, memperbaiki anatomi APBN sehingga tak butuh utang riba nan haram dan menjebak, begitu pula tak butuh menarik pajak yang memberatkan rakyat. HTI menawarkan konsep penglolaan kekayaan alam sesuai syariah Islam sehingga menjadi sumber pemasukan yang hebat bagi negara, dan dapat dinikmati oleh rakyat, apapun agama dan sukunya, karena merekalah pemilik syah dari kekayaan alam itu, bukan perusahaan swasta lokal maupun asing.
HTI menentang disintegrasi bangsa, menentang korupsi, menentang narkoba, dan semua bentuk kemaksiatan yang menjadikan negeri kita buruk dan terpuruk. Semua itu dilakukan HTI dengan tulus ikhlas, dengan jalan menawarkan konsepnya secara santun, persuasip, dan argumentatif. HTI tak pernah memaksakan dengan kekerasan konsep-konsep mulia tersebut.
Tak pernah HTI melakukan tindak kekerasan, tak pernah pula korupsi uang negara, tak pernah menipu rakyat, tak pernah membuat kebijakan yang menyengsaakan rakyat dengan menaikkan tarif dasar listrik dan menaikkan harga BBM atau menaikan premi BPJS. Malah HTI tak setuju dengan itu semua sembari memberikan alternatif jalan keluarnya.
Burukkah yang dilakukan HTI? Kejahatankah yang dilakukan HTI? Maka jika ada murid yang sudah sukses menjadi pejabat membuat kebijakan menghalangi upaya dakwah HTI, bagaimana perasaan para guru? Banggakah para guru di republik ini melihat para muridnya menghalangi dan memusuhi kebenaran? Ataukah justru para guru akan bersama-sama dengan para muridnya bahu-membahu membasmi kebenaran dan membela kejahatan?
Ayolah para guru, dosen, profesor. Saatnya berkata dan belaku jujur sebelum negaramu benar2 hancur karena yang jahat dibela dan yang benar malah dibungkam, dimusuhi, dan dibubarkan.
Jangan sampai generasi setelah kita mempunyai catatan dan kenangan buruk kepada kita.
Belalah yang benar, bukan yang bayar. Bersuaralah dan jangan hanya diam.