Sehatnegeriku.kemkes.go.id – Jakarta, 29 April 2017. Terdapat dua penyakit yang dikategorikan bebas di Indonesia, yakni cacar dan polio. Selain itu, penyakit tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir pun sudah berhasil ditekan sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini merupakan keberhasilan yang didapatkan dari vaksinasi atau imunisasi yang diberikan secara nasional.
“Ini keberhasilan imunisasi kita, Tahun 1980 kita sudah menghentikan imunisasi cacar karena tidak ada lagi kasus penyakit cacar di dunia termasuk Indonesia berkat upaya imunisasi yang dilakukan sejak Tahun 1956,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM pada Sarasehan “Penuhi Hak Anak untuk Hidup Sehat Melalui Imunisasi” dalam rangka Pekan Imunisasi Dunia 2017 di Balaikota Jakarta, Sabtu (29/4).
Tahun 2014 Indonesia dan negara-negara anggota regional Asia Tenggara (SEARO) mendapatkan sertifikat bebas polio. Kemudian pada 2016, lanjut dr. Subuh, Indonesia dinyatakan telah berhasil mengeliminasi tetanus, terutama pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Semua ini merupakan upaya 20 tahunan.
“Untuk itu, kalau kita lihat imunisasi di Indonesia itu bukan barang baru. Jadi pemerintah kita ini perhatian untuk imunisasi sudah sangat besar. Tahun 1956 kita mulai, kemudian sampai dengan Tahun 2016 kita kembangkan,” kata dr. Subuh.
Sebagai contoh bahwa sampai 2014 Indonesia hanya memiliki vaksin yang memberikan proteksi terhadap 9 jenis penyakit yang diberikan kepada masyarakat secara nasional. Tentunya kita sudah mengenal vaksin Bacille Calmette Guerin (BCG) untuk pencegahan terhadap TBC, kemudian juga pencegahan terhadap hepatitis B, difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, serta pneumonia dan meningitis yang disebabkan infeksi Haemofilus Influenza tipe B, yang semua itu diberikan kepada anak-anak kita.
“Tahun ini kita kembangkan lagi dengan menambah dan mulai mengkampanyekan vaksin Measles Rubella (MR), untuk yang pertama tahun ini di Pulau Jawa, karena kita melaksanakan secara bertahap terutama sosialisasinya. Tahun depan (2018) Insya Allah seluruh Indonesia sudah mendapatkan vaksin ini. Tapi untuk 2017 sampai dengan Jawa saja,” ujar dr. Subuh.
Imunisasi memberikan perlindungan yang spesifik. Dalam ilmu kesehatan disebut specific protection, yakni satu-satunya ilmu di kesehatan untuk melakukan pencegahan secara spesifik terhadap penyakit tertentu.
Dr. Subuh mengatakan, memberikan proteksi kepada anak adalah hukumnya wajib, jadi apapun hambatannya pemerintah tetap menjalankan program pemberian imunisasi ini.
“Jadi tidak ada kata-kata lain, mau adanya penolakan, adanya hambatan, pemerintah tetap menjalankan program ini apapun ceritanya di lapangan, dan ini harus diterima secara wajib. Kita berikan imunisasi ini serba gratis. Jadi upaya-upaya yang kita berikan dalam perlindungan ini sudah cukup besar dan harus dimanfaatkan secara baik. Memang itu komitmen kita bersama,” kata dr. Subuh.
Komitmen lainnya, tambah dr. Subuh, Setiap tahun Kemenkes membahas anggaran, berapapun besar anggaran yang diajukan oleh kemenkes, justru yang paling dahulu diperhatikan adalah bagaimana Kemenkes bisa memberikan imunisasi pendanaan secara cukup.
“Saya minta kita bersama-sama memberikan penyadaran kepada masyarakat, dan diharapkan dengan diselenggarakannya Pekan Imunisasi Dunia 2017 ini, masyarakat dapat selalu ingat imunisasi,” tutup dr. Subuh.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ‘Halo Kemkes’ melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH
NIP.196110201988031013
Sumber: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20170429/1420692/vaksin-indonesia-berhasil-membasmi-cacar-dan-polio-serta-mengeliminasi-tetanus/