Dr. Muhammad Usman, AFK : Kondom Tidak Bisa Cegah AIDS

Share

Mediaumat.Com – Kampanye membagi-bagikan kondom dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia setiap 1 Desember mendapat kritik kers dari berbagai pihak termasuk kalangan praktisi kesehatan sendiri. Bahkan seorang praktisi kesehatan KH. dr. Muhammad Usman, AFK, menyebutkan bahwa kampanye tersebut merupakan pembodohan publik untuk menyuburkan perzinaan.

“Jadi yang dirayakan setiap 1 Desember sebagai Hari AIDS Internasional itu bukan untuk menghilangkan AIDS, tetapi untuk melestarikan AIDS dan menyuburkan pergaulan bebas,” ujarnya kepada mediaumat.com, Selasa (2/12) pagi di Surabaya.

Pasalnya, ujar mantan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya ini, program-program yang gencar dilakukan selama ini alih-alih memutus matarantai menyebarnya virus HIV/AIDS, pemerintah dan LSM yang disokong perusahaan kontrasepsi malah mengkampanyekan penggunaan kondom kepada remaja.

“Mereka malah membagi-bagikan kondom ke SMP SMA” tandas Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tersebut. Dengan kata lain itu merupakan kampanye seks bebas terselubung. Padahal pori-pori kondom itu hanya mampu menahan sperma, bukan virus HIV yang ukurannya itu jauh lebih kecil.

Memang ada yang menyatakan kondom itu bisa menahan virus HIV karena jika ada virus HIV yang berada di dalam darah akan masuk ke dalam sel darah putih tertentu sehingga, sel darah putih tertentu itu tidak bisa menembus kondom tersebut. “Tapi itu hipotesi belum teruji secara empirik. Dan faktanya tidak semua virus HIV masuk ke sel darah putih ,” sanggah Dosen STIK RS Islam Surabaya itu.

Maka tidak aneh dengan gencarnya kampanye penggunaan kondom, semakin besar pula angka pengidap virus HIV/AIDS. Berdasarkan data Departemen Kesehatan yang dirilis beberapa waktu lalu penularan AIDS di Indonesia meningkat enam kali lipat dari 2.947 kasus di 2007 menjadi 17.699 kasus pada Juni 2009.

Inilah buah dari diterapkannya sistem kapitalisme, orang lebih takut dengan AIDS ketimbang azab Allah akibat perbuatan zina dan penggunaan narkoba. Karena dari kedua industri tersebut menggelontor rupiah yang melimpah bagi pengusaha bisnis haram itu dan penguasa yang melindunginya.

Nah agar masyarakat dapat berzina dengan tenang, disuruhlah mereka menggunakan kondom. “Jelas ini merupakan pembodohan publik yang keji,” gugat dosen FK  Universitas Hangtuah Surabaya ini.

Kalau memang berniat memberantas AIDS, pemerintah wajib menutup semua industri seks dan narkoba. “Bukan malah mengkampanyekan seks aman dengan kondom dan gunakanlah jarum suntik yang steril! Jelas itu merupakan tindakan kriminal dalam pandanagn Islam” tandas dewan pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Surabaya itu.

Dosen FK Univ. Wijaya Kusumah Surabaya ini pun menyatakan virus HIV dapat menular melalui transfusi darah. Maka pendonor darah harus dipastikan tidak mengidap HIV/AIDS. Semua peralatan medis pun harus steril, sehingga transfusi darah aman dari virus HIV.

“Saat ini memang belum ditemukan obat untuk menyembuhkan AIDS” tandas lulusan pascasarjana Ilmu Medikal Farmasi FK Unair itu.

Yang sudah terlanjur terkena HIV/AIDS bila menikah ia dapat menjadi dharar bagi istri/suami dan anaknya kelak. “Bagi orang tersebut haram hukumnya untuk menikah!” tandas mantan anggota MUI Surabaya itu. Bertawakal dan bersabarlah kepada Allah SWT. Serta banyak-banyaklah berdoa semoga cepat ditemukan obatnya.

Serta patut pula bersyukur karena Allah telah berjanji bagi Muslim yang sabar atas penyakit yang diidapnya dengan ampunan atas dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu.

Maka di samping negara wajib membiayai riset mencarian obat AIDS negara pun wajib menindak tegas pelaku zina dengan hukuman rajam hingga mati bagi yang sudah menikah dan cambuk seratus kali bagi pezina yang belum pernah menikah. Juga hukum ta’zir bagi pengguna narkoba. Di jamin orang akan berpikir seribu kali untuk berbuat hal serupa sehingga penularan HIV AIDS dapat dicegah.

“Hukuman tersebut menggugurkan dosa akibat maksiat itu dan dapat mencegah orang lain untuk berbuat hal yang sama, itulah keunggulan hukum Islam karena menyelamatkan manusia duniawi akhirat” ujar Humas DPD I HTI Jawa Timur itu seraya menjelaskan hal itu hanya dapat terjadi bila pemerintah dan masyarakat menerapkan syariah dalam bingkai khilafah menggantikan sistem jahiliyah yang jelas-jelas merugikan manusia dunia akhirat.[]

Read more

Local News